28 November 2014

WATON SULOYO & INTERNAL LOCUS OF CONTROL

"Waton Suloyo" & "Internal Locus of Control", Atribut Pemimpin Kesrakat & Hebat.

Alkisah, anak yang duduk dipunggung keledai mukanya bersemu merah. Malu dan Kesal. "Dasar anak tak tahu diri, enak2 duduk diatas keledai sedangkan bapaknya yang sudah tua malah disuruh jalan kaki!".

"Bapak tak tahu diri, naik keledai anaknya disuruh jalan kaki". Kali ini bapaknya yang kena gunjingan orang dipinggir jalan sesudah mereka tukar posisi.

"Orang goblok, punya keledai malah jalan kaki", ternyata gunjingan pinggir jalan tidak berhenti sesudah anak dan bapak dua2nya jalan kaki menuntun keledai.

"Woooi, punya perikebinatangan ngak? masak keledai dinaiki berdua?". Kali ini bapak & anak ngak peduli, keputusan ditangan mereka. Anjing menggonggong Kafilah berlalu.

Kisah Anak, Bapak dan Keledai diatas menjadi analogi yang sangat tepat dengan apa yang terjadi di dunia perpolitikan Indonesia. Jokowi menjadi "Primadona" dalam konferensi Apec di China. Mendapatkan panggung raksasa, salah satu dari hanya 3 pemimpin besar dunia. Sejajar dengan US dan China. Kekuatan ekonomi no. 1 & no. 2 dunia. Presiden Obama, Presiden Xi Jinping, Presiden Putin, PM Shizo Abe antri untuk bertemu presiden Jokowi.

"Antek asing", teriak & celoteh para pembenci. Pada saat Presiden Jokowi tidak bergaul secara internasional teriakannya "kampungan kurang gaul". "Menjual bangsa", tuduh para pendengki saat Presiden Jokowi piawai dalam mengundang investor asing. Padahal, kalau investasi tidak masuk teriakannya bakal berganti dengan "ngak becus menumbuhkan ekonomi". "Jawa katrok ngak becus bahasa Inggris!" caci pembenci saat Presiden Jokowi bicara bahasa Indonesia bertemu dengan pemimpin bangsa lain. "Melanggar Undang2!" teriak pendengki saat Presiden Jokowi presentasi dengan sederhana dan menggena menggunakan bahasa Inggris di forum CEO.

Para pembenci dan pendengki tidak akan pernah berhenti untuk menghitamkan yang putih dan memutihkan yang hitam. Tidak perlu heran, sebab atribut diri mereka memang pada level "Waton Suloyo". Apapun yang dilakukan oleh orang yang mereka benci dan iri pasti jatuhnya salah!.

Pemimpin hebat memiliki atribut khusus untuk menghadapi orang2 beratribut "waton suloyo" ini. Atribut ini dinamakan "Internal Locus of Control". Pemimpin hebat mendengarkan kata hatinya saat membuat keputusan akhir. Bahasa kerennya "exercising his discretion to do the call". Ini keputusanku, ini mauku, aku bertanggung jawab. Anjing menggonggong Kalifah berlalu.

Presiden Jokowi and team (termasuk Gub. DKI Ahok), saya yakin memiliki atribut pemimpin hebat ini. Track record dan perjalanan karir mereka tidak akan sehebat ini tanpa atribut tersebut. Sepanjang membela rakyat, rakyat akan menjadi pembela mereka.

Buat pendengki dan pembenci, siapkan waktu, tenaga dan biaya anda untuk 5 tahun kedepan. Segera mendaftar Kartu Indonesia Sehat, karena sakit jantung, stroke dan kanker dekat dengan mereka2 yang hidup dalam kebencian dan kedengkian.
Good Luck untuk kewarasan tubuh dan pikiran anda.

EU 4 U
BSD City
111114

ATTRIBUTE NAN SEMRAWUT

Diskusi Kabinet Kerja Jokowi: Attribute nan Semrawut?

Diskusi media massa dan medsos pasca pengumuman Kabinet Kerja Jokowi seru, ramai dan semrawut.

Salah dua yang paling seru adalah masalah keterwakilan dan attribute. Ditengah tarik menarik yang luarbiasa dahsyat, Jokowi dinilai banyak pihak bisa mengotimalkan kabinet khususnya proposi Parpol vs Profesional. Bahkan keterwakilan Perempuan mendapat acungan jempol. Terbanyak sepanjang sejarah dengan nama2 yang berkualitas.

Disela-sela diskusi arus utama, ada diskusi arus lain, yaitu tidak terwakilinya suku Batak, daerah Kalsel dan Maluku dalam kabinet. Banyak yang marah dan kecewa karena "merasa" jasanya dalam pilpres dan harapan keterwakilan "attribute" mereka tidak terwujud.

Sebenarnya apa sih yang kita harapkan dari Jokowi dan kabinetnya? Sebuah tim eksekutif yang mampu membawa Indonesia to the next level, makmur, sejahtera dan terpandang di level dunia.

Ngak peduli kabinetnya dari suku, agama, daerah dan attribute2 lain. Seperti kata mbahnya pembangunan China Deng Zioping, "tidak peduli kucing hitam atau kucing putih yang penting bisa tangkap tikus!".

Mari kita dukung bersama, kasih kesempatan mereka bekerja. Nanti kalau menyeleweng kita jewer ramai-ramai!

EU 4 U
BSD City
271014

CITRA SALAH PENCITRAAN

CITRA SALAH PENCITRAAN

Kenal kecap merk Bango? sangat mungkin sekali anda mengenalnya. Apalagi para perempuan yang suka kerja didapur. Siapa mengira kecap produk lokal yang mak nyuss milik keluarga Kartadinata dari kota Tangerang sekarang menjadi kecap pemimpin pasar nasional.

Unilever mengenal barang berkualitas, bahkan barang yang hanya beredar didaerah tertentu (lokal). Sejak dibeli oleh Unilever tahan 2001, kecap Bango diberikan baju baru, dipupuri lebih kinclong dan diiklankan besar2an di media massa (promosi above the line) maupun dalam events2 pemasaran yang langsung bersentuhan dengan pengguna (below the line). Barang yang bagus DICITRAKAN habis2an sebagai barang bagus.

Aktivitas Branding & Positioning (Pencitraan) yang dilakukan oleh Unilever ini seperti tutup entuk tumbu, klop, cocok, pas atau serasi. Barang bagus, orang tahu, orang beli dan orang puas.

Dalam konteks pekerjaan, sejak beberapa tahun yang lalu populer istilah "Personal Branding". Definisi sederhananya adalah memberi bungkus yang cakep bagi profesional yang memang berprestasi. Tujuannya? ya agar perusahaan (diwakili oleh top management) dapat melihatnya dan kemudian memberikan kesempatan yang lebih luas dan tinggi untuk berkembang dan berprestasi.

14 tahun yang lalu, saat bekerja di Freeport Indonesia, penulis sering banget ketemu dengan engineer2 lulusan lokal yang kompeten dan jago dalam bekerja. Sayang sekali karir mereka jauh lebih lambat dibandingkan dengan engineer bule yang kerjanya ingah ingih bahkan harus diajarin sama orang lokal. Why? karena Engineer Indonesia suka kebatinan! maksudnya? mereka percaya bahwa atasan yang bule atau bahkan orang Indonesia "dengan sendirinya" bisa tahu, tanpa melihat, tanpa mendengar dan tanpa merasakan hebatnya pemikiran dan kerja mereka. Pada saat meeting, Engineer lokal ini diam seribu bahasa, bahkan saat engineer bule yang membual berapi2 api tentang sebuah konsep yang dicuri dari mereka saat ngopi bareng. Bahkan lebih parah lagi mengklaim pencapaian kerja keras mereka. The point? kalau tidak punya citra ya terserah dong orang lain mau mencitrakan kita seperti apa.

Pengalaman menarik terjadi saat penulis kerja di Holcim Indonesia. Penulis mengamati ada seorang superintendent yang punya kualitas bagus namun karirnya seret? why? sama dengan engineer di Freeport. Introvert dan suka kebatinan. Sesudah beberapa sesi coaching, keluar action plan untuk lebih "speak up" dimeeting. Hasilnya luarbiasa. Hanya dalam beberapa tahun karir melesat beberapa tingkat melewati banyak teman dan senior.

Personal Branding aka pencitraan ini diadopsi oleh dunia politik Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Bahkan mantan presiden Sby secara khusus menyewa pelatih gesture dari Inggris hanya untuk memperbaiki gesture tangan dan wajah saat berpidato supaya terlihat baik dalam persepsi yang melihat dan mendengar.

Yang terjadi adalah inflasi dan perusakan makna. Pencitraan dianggap sebagai sebuah "upaya agar kelihatan baik (pembodohan/penipuan) kepada orang lain untuk kepentingan sesaat". Bahkan mantan presiden Sby dalam sebuah artikel baru baru ini berkomentar dalam kerangka yang sama : www.merdeka.com/politik/sby-pencitraan-berlebihan-bisa-menurunkan-kepercayaan-rakyat.html

Personal Branding (pencitraan) yang berhasil membutuhkan sebuah syarat yang berat: DELIVERING WHAT YOU SAY. Masyarakat semakin cerdas untuk bisa melihat mana pencitraan palsu dan mana pencitraan sejati. Mau bukti? lihat hasil Pileg dan Pilpres 2014, partai dan pribadi dengan citra palsu dihukum oleh masyarakat.

Jadi sesungguhnya sebuah tindakan pencitraan (sejati) adalah teknik marketing yang baik. Why? karena pembeli selalu "aware" adanya barang berkualitas tersebut, konsumen diuntungkan. Asal ........ kualitas bagus.

Secara pribadi penulis percaya bahwa Presiden Jokowi berpikir dan bertindak dari kacamata ini. Tindakan2 yang bagus (persepsi mayoritas) terbungkus dan terjual dengan cara bagus pula. Tidak heran pada periode ke-2 Pilkada Solo, tanpa banyak keluar uang maka terpilih lebih dari 90%!. Mengapa ini terjadi? karena Walikota Jokowi melakukan pencitraan terus menerus sepanjang masa baktinya menjadi Walikota.

Kalau sekarang Presiden Jokowi (dan kabinetnya) melakukan pencitraan terus menerus, saya sebagai masyarakat menyambutnya dengan gembira. Sepanjang bungkus yang elok itu membungkus coklat yang manis.

Ayo, pencitraan yang banyak padhe Jokowi. Tahun 2019, sampeyan bakalan terpilih secara mayoritas dan para citrawan palsu akan gigit besi kedua kali.

EU 4 U
BSD City 281114
After the Rain

27 Oktober 2014

SUSI PUDJIASTUTI: Cukup Lulus SMP Untuk Jadi Menteri (Perspektif tentang Pendidikan)

Cukup Lulus SMP untuk Jadi Menteri!

"Negara ini tidak menghargai pendidikan, lulusan SMP bisa jadi Menteri"
"Sekolah ngak perlu, lulusan SMP bisa membawahi Profesor dan Doktor!"

Meneruskan tulisan tadi pagi tentang attribute yang semrawut, terbukti banyak manusia Indonesia lebih suka melakukan penilaian berdasarkan apa yang tampak. Menilai berdasarkan "merk" yang disandang. Persis seperti yang saya lakukan puluhan tahun lalu dengan bersusah payah naik motor 1 jam pergi kedaerah Kopo di Bandung Selatan (dari Bandung Utara) "hanya" untuk mencari baju bermerk yang gagal ekspor karena cacat tapi merknya masih menempel dileher baju.

"Merk" dalam pikiran saya, dan pikiran saya tentang persepsi orang akan sebuah baju menggantikan nilai kualitas baju yang sesungguhnya. Baju yang "reject" karena berlubang atau jahitan agak mencong saya anggap tetap berkualitas TOP karena merk yang menempel.

Mencari Pemimpin (Misalnya Menteri) dipaksa mengikuti pola yang sama. Harus dengan tempelan merk2 tertentu. Bahkan tidak peduli kalau merk itu baru saja ditempel atau sengaja ditempelkan alias barang palsu.

Kualitas apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh seorang Pemimpin? Saya membaginya menjadi 2 hal: Kemampuan mempengaruhi orang dan kompetensi bekerja.

Kemampuan mempengaruhi orang (influence others) dibutuhkan karena menjadi pemimpin harus bisa mempengaruhi anggota tim, atasan, pelanggan, dan semua stakeholder agar berkomitmen untuk bekerja keras mencapai tujuan yang sudah disepakati.

Asal-usul kemampuan mempengaruhi dari mana? dari banyak variabel. Orang yang berkarakter dan karismatik mudah mempengaruhi orang lain. Orang yang inspiratif (role model) dan memiliki integrasi (walk the talk) juga mudah mempengaruhi orang untuk kemudian mengikuti dia. Orang yang berpengetahuan tinggi juga kerap mudah mempengaruhi orang lain.

Lalu dimana letaknya attribute yang dinamakan pendidikan itu? atau memang sekolah dan mendapatkan pendidikan tidak penting?

Banyak orang lupa atau memang tidak tahu bahwa Pengetahuan (knowledge) dan Kompetensi Kerja itu dua hal yang berbeda. Pengetahuan hanyalah 1/3 dari Kompetensi. 2 yang lain adalah Skill dan Attitude. Seorang kompeten dalam bekerja kalau lengkap KSAnya. Punya Knowledge, Skill dan Attitude dalam bekerja.

Tapi tetap penting dong, karena sekolah yang membangun Knowledge? Sebuah kesalahan pandang yang lain, membangun Knowledge tidak hanya dari sekolah (pendidikan formal) tapi bisa dilakukan dari banyak cara lain. Ibaratnya mau ke Bandung dari Jakarta. Lewat jalan Toll Cipularang memang mudah dan cepat, namun masih ada banyak cara lain untuk pergi ke Bandung. Bahkan kalau perlu jalan mundur juga bisa.

Manusia terkaya didunia (Bill Gate) tidak lulus kuliah. Manusia terkaya dunia lain dan sangat berpengaruh seperti Steve Jobs juga droup out kuliah. Yang jelas mereka sangat kompeten dan memiliki pengaruh yang luarbiasa sehingga layak disebut Pemimpin (Leader).

Jadi ngak perlu sekolah nih? Lha kalau tanpa sekolah bisa kompeten dan memiliki pengaruh yang luar biasa sebagai Pemimpin why not?
Sekolah bagi banyak orang dibutuhkan karena merupakan "a systematic way to build people knowledge". Sekolah merupakan jalan tol Purbalenyi yang mudah dan probabilitas sampai di Bandung lebih mudah diprediksi. Tapi ingat, not the only one.

Lha yang nulis note ini kenapa ambil sekolah S3?
Ini pertanyaan yang menarik. Menyitir diskusi dengan salah satu kawan kuliah di S3, penulis mengambil S3 karena mengejar salah satu attribute persepsi (palsu???) bagi sebagai besar manusia Indonesia, gelar Doktor. Sebuah attribute penting bagi bangsa ini, persis seperti yang menjadi percakapan panas saat ini. Supaya laku jadi konsultan dan trainer:)

Boleh kan?

BSD City malam hari
EU 4 U
271014

26 Oktober 2014

TEGAS VS AGRESIF

Tegas Vs Agresif

Berhubung Presiden saat ini (sering) dianggap lambat dan lembek maka para pemilih mengharapkan capres antitesanya, yaitu Presiden yang Tegas (assertive).

Sayangnya banyak orang masih bingung dan tidak dapat membedakan Tegas dan Agresif baik didefinisi maupun ekspresi (perilaku). Jendral (Purn) Luhut P sedikit dari orang yang bisa membedakan dua hal ini, "Tegas itu tidak berarti suara keras, marah-marah dan lempar HP".

Cara manusia meresponse interaksi (termasuk interaksi verbal aka komunikasi) terbagi menjadi 3: Pasif, Asertif dan Agresif. Result dari Pasif > You ok, I am not Ok. Result dari Agresif > I am Ok you are not Ok. Result dari Asertif > I am Ok and You are Ok.

Definisi Asertif: "Kemampuan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dengan terus terang kepada orang lain tanpa menyakiti baik verbal maupun fisik". Kalau ada pihak yang disakiti mental dan fisik namanya "Personal Attack", dan sifat ini miliknya orang Agresif.

"Thesa, papa pinjam remote TV karena papa mau nonton Tennis ya" ekspresi Asertif
"Thesa, mana remotenya, dari pagi nonton kartun mulu!" ekspresi Agresif.
Contoh diatas dialog bapak anak dengan ekspresi yang beda.

Nah bayangkan kalau Presiden dengan kekuasaan yang sak hohah tipe orang Agresif? kalau lagi marah bukan HP yang dilempar tapi Tank kali ya?

Tulisan kecil Minggu Pagi
Eko Utomo
10614

NYUWUN SEWU

NYUWUN SEWU
Jika concern tentang mencari Presiden yang membawa harapan dibilang lebay.
Trus fotomu pamer makan di restoran musti disebut apa?

Jika prihatin tentang kampanye hitam yang merusak mental dibilang kampungan.
Trus musti bilang apa lihat fotomu lagi narsis naik mobil barumu?

Jika berjuang menjaga proses penghitungan suara tidak tercemar maling dibilang sok bersih dan menang sendiri.
Trus musti bilang apa lihat fotomu gede2 dan self proclaim paling ganteng?

Nyuwun sewu, mumpung masih negara bebas dan belum kembali kejaman Orba. Skip baca tulisan, unfollow dan unfriend masih bisa dilakukan kok.
Monggo suko parireno.

Note:
Jangan khawatir, bulan depan saya intip lagi restoran dimana kamu makan, mobil barumu dan seberapa ganteng kamu sekarang:)

160714

KONSEP KASUALITAS

Konsep Kasualitas

"Kita ngak peduli dengan urusan Pilkada mau langsung atau tidak langsung. Mau Pilkada lewat mana aja kita tetap harus cari makan sendiri". Bahkan ada yang bilang: "gue ngak mau tahu tentang politik, yang penting gue bisa kerja dan makan". Kutipan diatas bersliweran distatus fb, twitter dan diskusi banyak orang. Terlihat sederhana dan masuk akal namun mengandung cacat logika yang besar didalamnya.

Keseluruhan peristiwa didunia tidak ada yang berdiri sendiri. Semua mengikuti hukum kasualitas, hukum sebab akibat. Ada aksi ada reaksi, hukum Fisika Newton juga mengikuti hukum ini, energi muncul karena materi. Termasuk dengan peristiwa sosial kenegaraan yang sedang kita hadapi sekarang ini.

Politik kenegaraan merupakan faktor utama yang mempengaruhi bagaimana bisnis dilevel mikro (perusahaan) beroperasi. Kalau perusahaan diibaratkan sebagai mobil, politik kenegaraan ibaratnya jalan yang dilalui dan aturan lalu lintas yang harus dipatuhi. Mobil tidak akan bisa dipakai untuk mencapai tujuan jika tidak ada jalan yang memadai dan aturan lalu lintas yang benar.

Acemoglu dalam bukunya "Why Nation Fail" menyatakan bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki sistem politik dan ekonomi yang inklusif. UU Pilkada sangat mempengaruhi inklusivitas politik (seberapa mudah kita untuk mencalonkan diri dan memilih pemimpin). Inklusivitas politik yang buruk akan memberikan dampak yang negatif terhadap ekonomi.

Saat faktor politik dan ekonomi makro ini ambruk, boro2 anda mau pergi kerja. Pekerjaan kitapun bisa lenyap (ingat krisis ekonomi 98) atau yang lebih parah lagi barang yang mau dimakan tidak ada (krisis tahun 60an).

Jadi, cepat atau lambat, sistem politik yang buruk (Pilkada DPRD), korupsi merajalela (kalau KPK dikebiri), program pemerintah dihantam terus menerus (prahara koalisi Prahara tiada akhir) pada akhirnya akan menentukan apa yang akan kita makan hari ini.

EU for U
11014

PERSON VS PERILAKU

PERSON vs PERILAKU

Hawa terasa lebih sejuk sesudah Jokowi melakukan pertemuan dengan Prabowo di Kertanegara. IHSG menguat seketika, Senayan mendingin, perang status antar pendukung juga mereda.

Bisnis dan ekonomi adalah gerbong, politik yang jadi lokomotif (beda pendapat dengan yang dibilang Fahri Hamzah yang menyatakan tidak ada hubungan dua hal ini). Politik kondusif maka ekonomi juga akan kondusif. Salah satu faktor penting dalam mengambil keputusan bisnis adalah kondisi politik. Bisnis membutuhkan kepastian. Kepastian regulasi yg baik tentunya.

"Prabowo haters silahkan kecewa, PS adalah negarawan sejati". Kalimat diatas bersliweran di fb dan kolom komentar.

Leadership mengajarkan "berempatilah pada ORANG dan kritiklah PERILAKU". Perilaku Prabowo mau menerima Jokowi merupakan tindakan yang hebat karena meredakan ketegangan politik. Diharapkan tindakan2 kenegarawanan yang sama akan banyak dilakukan di masa depan.

Secara pribadi saya (selalu mencoba) tidak pernah membenci person (termasuk Prabowo), tapi mengkritik berbagai macam tindakannya yang menurut saya banyak menuruti nafsu berkuasa. Saat ini saya acung jempol dengan proses pertemuan bersejarah kemarin.

"Sebagai Jokowi fans, bagaimana kalau nanti Jokowi memerintah dan membuat kesalahan atau kebijakan buruk?". Jawabannya gampang: kritik habis2an. Mendukung Jokowi bukan berarti menjadi pemuja PERSON tapi PERILAKU.

PERSON dan PERILAKU menjadi satu saat sebuah pribadi pemimpin secara konsisten melakukan tindakan yang baik dan mulia (dan atau sebaliknya). Pada saat itulah batas person dan perilaku menjadi satu.

Happy Saturday,
181014
EU from Bandung yang lagi haredang.

STIMULUS AND RESPONSE

STIMULUS and RESPONSE

Anda dipukul orang dan kemudian marah. Siapa orang yang bertanggung jawab sehingga membuat anda marah? orang yang memukul? kondisi terjadinya pemukulan? SALAH. Anda! ya anda sendirilah yang bertanggung jawab terhadap kemarahan yang timbul.

WHY? karena marah bukanlah THE ONLY options saat ada stimulus (anda dipukul) yang tersedia. Sesudah dipukul anda bisa diam aja, cengengesan, kasih uang yang mukul, minta dipukul lagi, lari terbirit2 dan masih banyak opsi lain yang bisa dipilih.

Jadi kalau anda dipukul dan kemudian anda marah yang bertanggung jawab atas timbulnya kemarahan adalah ANDA!

Stimulus hanyalah stimulus, kita yang memilih response dan bertanggung jawab terhadap pilihan itu.

Nah, daripada saya memilih response emosi negatif yang mengundang penyakit, mohon maaf saya unfollow (tetep bukan unfriend) satu teman fb yang nyinyirnya sudah diluar batas (menurut standard saya).

Guten Morgen and Keep Positive
EU for U
231014

DONGENG, METAPHORE DAN ANALOGI

Dongeng, Metaphore dan Analogi

Sore kemarin bertemu dengan CEO muda, baru kepala 4 usianya. CEO sukses, diukur dengan pencapaian sebagai CEO 3x di 3 perusahaan ternama selama kurun waktu 7 tahun terakhir. Mulai jadi CEO saat masih usia kepala 3.

Selama perbincangan lebih dari 2 jam, sang CEO banyak menggunakan Analogi dan Metaphore dalam menjelaskan bagaimana proses transformasi yang sedang dan akan dia lakukan diperusahaan yang baru.

Perusahaan yang dia pimpin sekarang dia ibaratkan sebagai sebuah mobil dalam sebuah perjalanan. Jenis mobil, kecepatan, dashboard, driver, CC mesin dlsb menjadi sebuah analogi resources dan konteks organisasi. Hal yang sama yang juga dilakukan oleh banyak CEO2 hebat yang saya temui.

Diskusi menjadi cair, menyenangkan dan mudah mendapatkan pengertian. Unconscious Mind menurut NLP (Neuro Linguistic Programming) berbicara dalam bahasa simbol. Itulah kenapa dongeng wayang yang diceritakan simbah waktu kecil menempel sampai sekarang. Termasuk cerita2 yang dikarang oleh HC Andersen sekian puluh tahun lalu.

Kemampuan untuk story telling, membuat metaphore dan menyampaikan analogi menjadi alat yang penting dalam berkomunikasi dan menebarkan pengaruh bagi pemimpin.

Btw, apakabar Sengkuni dan para Kurawa Indonesia saat ini ya?

BSD City
241014
EU 4 U
Semangat Pagi

MENERIMA Karena MELEPAS

MENERIMA Karena MELEPAS

Ditengah hiruk-pikuk pengumuman kabinet, Roger Federer memenangkan Tennis Indoor Basel Swiss sehingga menggenapi koleksi title juara menjadi 82 kali! Mengalahkan David Goffin yang usianya 23 thn, 10 tahun lebih muda.

Apa hebatnya? hebatnya Roger Federer (RF) juara diusia 33 tahun. Bagi Tennis level dunia, usia 33 tahun merupakan usia Opa-opa. Usia usur yang memaksa banyak pemain gantung raket karena sudah tidak relevan lagi di persaingan yang ketat. RF menjadi juara 5x tahun ini dan membuka kesempatan jadi #1 didunia bersaing dengan Novak Jokovic (usia 27 thn).

Prime Time main tennis level dunia mirip dengan sepak bola dan basket dunia yaitu 22 - 27 tahun usia. Yang membedakan kalau sudah lewat prime time maka decline akan berjalan dengan cepat. Why? karena tennis permainan individu bukan kelompok yang bisa saling mendukung.

What make RF different? apa yang membedakan RF dengan yang lain? RF MELEPAS hal paling berharga dalam hidupnya untuk MENERIMA hal yang baru.

RF mengganti raket yang selama puluhan tahun dia pakai dengan raket baru yang lebih besar. RF juga merubah gaya bermain dari Baseliner menjadi lebih agresif didepan net aka Vollier. Padahal 2 hal yang dilepas RF (jenis raket & gaya bermain) telah memberikan 17 gelar grandslam! The best in the world sepanjang masa.

Melepas hal yang lama, yang sudah memberikan sedemikan banyak, jelas sebuah proses yang sangat tidak nyaman dan menyenangkan. Mirip dengan IBM saat membangun bisnis model baru dengan melepas bisnis komputer Think Pad ke Lenovo.

Ternyata melepas yang lama membuat IBM relevan lagi didunia bisnis. RF yang diawal tahun ranking 8 sekarang ranking #2 dan siap2 bersaing jadi best in the world lagi diusia opa2. Memang membutuhkan musim gugur untuk bisa menyambut musim semi.

Btw, kalau rambut gue yang banyak berguguran begini bisa balik lagi ngak ya. Padahal sudah pakai shampoo anti rontok harga sebotol hampir sejuteng nih he he he. Or I have to embrace the new me? handsome with bold but beautiul?

EU 4 U
271014
Selamat berkarya di pekan baru
Kerja kerja kerja

06 Mei 2014

MENGEJAR UMR?



Position and Money merely consequency of Competencies and Contribution

Eko Utomo

 

HARI BURUH NASIONAL
Merevolusi paradigma berfikir bagaimana mendapatkan kemakmuran.

Buruh, Demo dan UMR
Tahun 2014, para buruh diseluruh Indonesia mendapatkan kado dari pemerintah, yaitu hari libur nasional. Tanggal 1 Mei ditetapkan menjadi tanggal “merah“. Buruh dan bukan buruh secara resmi tidak masuk kerja atau bahasa lainnya liburan. Apapun motifnya, kebijakan ini menyediakan waktu yang “formal” untuk para buruh melakukan demo, dan juga membebaskan “non buruh” dari jebakan kemacetan akibat demo buruh pada hari kerja.
Kalau kita cermati, dari tahun ketahun, demo yang dilakukan oleh para buruh semakin lama semakin marak. Tuntutannya juga semakin macam2, namun pada intinya menuntut agar upah mereka ditetapkan lebih tinggi dari sebelumnya. Pada demo tanggal 1 Mei 2014 terbaca salah satu tuntutan dari buruh adalah dimasukkannya unsur pembelian TV LED 19 Inch dalam perhitungan Komponen Hidup Layak (KHL) yang menjadi unsur penting dalam penentuan Upah Minimum Regional (UMR), (Detik, 2 Mei 2014). Tuntutan tersebut layak atau tidak? Tergantung perspektif dan cara anda menilai, sesudah anda membaca artikel ini sangat mungkin jawaban anda menjadi berubah.

Buruh  Yang Mana?
Karyawan sama buruh apa bedanya? Satpam dan Direktur, mana yang buruh dan mana yang bukan?. Wikipedia membedakan buruh menjadi dua golongan: (1) Buruh profesional atau biasa disebut dengan buruh kerah putih (banyak menggunakan otak dalam bekerja) dan (2) Buruh kasar atau biasa disebut kerah biru yang lebih banyak menggunakan tenaga kasar dalam bekerja.
Buruh profesional (selanjutnya akan kita sebut sebagai karyawan) lebih banyak digaji bulanan dan relatif mendapatkan gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan buruh kasar (kita sebut sebagai buruh). Upah buruh biasanya dihitung berbasiskan jam kerja dan berhak untuk mendapatkan lembur atas jam kerja yang melebihi standard yang sudah ditentukan.
Dalam konteks Indonesia, upah buruh diregulasi oleh pemerintah pusat, propinsi dan kota (kabupaten) dalam bentuk Upah Minimum Regional (UMR). UMR inilah yang setiap tahun menjadi ajang demo bagi buruh dengan meminta kenaikan sesuai dengan keinginan mereka atau federasi yang memayungi.
Bagi saya pribadi, membedakannya tidak antara kerah putih dan kerah biru. Buruh (dan karyawan) adalah mereka yang tangan dibawah (menerima gaji) dan yang bukan buruh adalah yang tangan diatas (memberi gaji). Jadi walaupun kita adalah seorang Chief Executive Officer (CEO) dari perusahaan asing raksasa kita tetaplah buruh karena menerima gaji.

How High Can You Go?.
Tahun 90an, gaji buruh di China hanya 50% dari gaji buruh di Indonesia. Duapuluh tahun berselang gaji buruh di China 2x lebih tinggi dari gaji buruh di Indonesia. Kalau dihitung secara matematis dalam jangka waktu 20an tahun upah buruh China lompat 4x lebih tinggi dibandingkan dengan buruh Indonesia.
Kok bisa ya? Apa yang membuat mereka mendapatkan yang jauh lebih tinggi dari buruh di Indonesia? Apakah karena buruh mereka banyak melakukan demo setiap tahunnya? Jelas tidak. Walaupun berjiwa kapitalis, sampai saat ini secara resmi China masih merupakan negara komunis yang mengharamkan adanya demo. Setiap demo (termasuk demo buruh) jelas akan ditekan dan diberangus oleh negara.
Jadi apa yang membedakan? Dalam banyak riset yang dilakukan oleh konsultan dunia, faktor utama yang membuat buruh China mendapatkan upah yang berlipat karena produktivitas mereka yang tinggi. Dengan produktivitas yang tinggi maka dalam satuan waktu yang sama barang (atau jasa) yang dihasilkan lebih banyak.
Menurut riset, produktivitas buruh China 3x lipat dari produktivitas buruh di Indonesia. Dalam satu hari buruh China mampu menghasilkan 3 potong baju, sedangkan buruh Indonesia menghasilkan 1 porong baju. Karena produktivitas yang tinggi ini, maka banyak produsen kelas dunia berbondong2 ke China membuka pabrik disana. Karena banyaknya industri yang masuk maka permintaan tenaga kerja naik, yang kemudian mendorong upah buruh juga naik.
Kalau mau membandingkan dengan tetangga dekat dan serumpun Malaysia, produktivitas mereka dibandingkan kita 9:14 (McKensey Indonesia Report, 2012). Saat buruh kita menghasilkan 9, buruh Malaysia menghasilkan 14. Produktivitas rendah ini bagus atau jelek? Bagi saya pribadi bagus. Dengan demikian kita memiliki potensi yang besar untuk mengejar.

Perjalanan Pribadi Seorang Buruh
“Kedepan kamu mau jadi apa”, tanya atasan keanakbuahnya. “Saya mau jadi manager pak”, jawab sang anakbuah. “Baik, saya akan bantu kamu belajar dan mengembangkan kompetensi supaya cita2mu tercapai. Cahyo sang buruh (mendapatkan gaji UMR) sejak saat itu tekun bekerja dan meningkatkan kompetensinya.
Disela2 kesibukan bekerja, Cahyo yang lulusan SMK mengambil program S1 kelas malam. Selama bertahun-tahun berikutnya Cahyo menghabiskan sebagian besar waktunya untuk meningkatkan kontribusinya di Kantor dan meningkatkan ilmunya di Kampus.  
Waktu berlalu cepat, tidak terasa percakapan Cahyo dan bosnya sudah terjadi 6 tahun yang lalu. “Kenapa di depan macet ya bro”, tanya sang bos ke Cahyo. “Biasa pak, ada demo buruh minta naik UMR”, jawab Cahyo. “Kamu ngak ikut demo?”, tanya sang bos sambil sambil tersenyum. “Masak manager ikut demo pak”, jawab Cahyo terkekeh sambil kembali fokus mengendarai mobil Avanza barunya.
Menuntut kenaikan upah dengan demo setiap tahun dibolehkan dan dilindungi oleh Undang-Undang di negara kita tercinta. Merupakan hak dan pastinya juga penting bagi para buruh. Disisi lain ada jalan yang berbeda yang bisa ditempuh seperti yang dilakukan oleh Cahyo, meningkatkan kompetensi dan kontribusi. Jabatan dan gaji hanyalah akibat dan bukan penyebab.
Buat teman-teman buruh, pilihannya ada ditangan anda.

Selamat Hari Buruh Indonesia.
Salam revolusi paradigma

Jakarta, Medio Mei 2014

Eko Jatmiko Utomo
Konsultan & Praktisi HR dan Leadership Development
Kandidat Doktor dari Universitas Indonesia (UI) jurusan Strategic Management
Mantan Aktivis GKI MY

09 April 2014

The Power of Knowledge Management



We are like dwarfts standing on the Shoulders of Giants

John of Salesbury 

The Power of Knowledge Management.
Alat Utama Pembangun Peradaban.

Jobs, Xerox dan Knowledge Creation
“Kalian sedang duduk diatas tambang emas!” seru Jobs kepada para petinggi Xerok seusai peragaan Graphical User Interface (GUI). Jobs seperti yang ditulis oleh Issacson (2011) dalam biografinya sedemikian terpesona dengan kehebatan para insiyur Xerox di Palo Alto dalam mengembangkan sebuah sistem yang mampu mengubah layar komputer menjadi sangat ramah. Steve Jobs terheran-heran bagaimana sebuah sistem yang luarbiasa tersebut, termasuk design awal tetikus (mouse) tidak dikembangkan oleh oleh Xerox menjadi sebuah produk yang mampu mengubah dunia.
Dan sejarah kemudian mencatat bahwa kepeloporan Xerox dalam menciptakan dan mengembangkan pengetahuan kelas dunia mendapatkan “pengasuhan” yang tepat oleh Apple (dan kemudian oleh Microsoft) dan menjadikan dunia seperti yang kita nikmati saat ini. Bayangkan perangkat komputer dan gadget canggih seperti ipod, iphone, ipad, dan produk turunannya hilang dari peradaban kita saat ini? Sukar diterima bukan? Keberadaan mereka karena kehebatan Jobs dan timnya dalam membangun sebuah konsep yang dinamakan Knowledge Management (KM).

Apa itu Knowledge Management?
Seperti kutipan diawal tulisan ini, kemajuan sebuah produk, jasa, proyek, perusahaan, bangsa karena sumbang jasa yang luarbiasa dari manusia-manusia yang hidup sebelumnya. Penemuan yang hebat tidak pernah dibangun dari nol, namun meneruskan dari penemuan sebelumnya. Kemampuan kita untuk melihat jauh adalah karena kita berdiri dibahu seorang raksasa. Persis seperti yang dilakukan oleh Steve Jobs dalam memperbaiki dan mengembangkan teknologi GUI dari Xerox.
Mahaguru dan mbahnya ilmu pengetahuan yang bernama Isaac Newton dalam suratnya kepada Rober Hooke tentang sang ahli matematika dan filsafat Descartes menulis: "What Descartes did was a good step. You have added much several ways, and especially in taking the colours of thin plates into philosophical consideration. If I have seen a little further it is by standing on the shoulders of Giants." (Wikipedia).
Knowledge Management sebagai sebuah konsep utuh baru mendapatkan momentumnya ketika ahli management dari Jepang Ikujiro Nonaka (1994) menulis sebuah jurnal yang kemudian menjadi rujukan seluruh dunia tentang KM. Judul dari jurnal tersebut adalah A Dynamic Theory of Organizational Knowledge Creation. Sejak saat itulah konsep KM mendapat hati dibanyak akademisi dan dikembangkan dibanyak organisasi khususnya organisasi bisnis.
Menurut Nonaka, KM adalah “sebuah cara (management) untuk mengelola knowledge (pengetahuan)”. Knowledge itu sendiri diartikan sebagai “justified true beliefs”, sebuah kepercayaan yang sudah dijustifikasi atau divalidasi.
Lebih lanjut lagi Nonaka (1994) membagi knowledge dalam dua bagian, Tacit Knowledge dan Explicit Knowledge. Tacit Knowledge didefinisikan sebagai pengetahuan yang berada dalam diri manusia baik dalam dimensi pikiran dan tubuh yang terefleksikan dalam tindakan, komitmen dan keterlibatan yang sangat tergantung konteks. Tacit Knowledge ditularkan dengan cara berinteraksi, mengamati dan bekerja langsung dengan sumber pengetahuan. Sedangkan Explicit Knowledge didefinisikan sebagai pengetahuan yang dapat ditularkan dengan cara yang formal dan sistematis.
Buku-buku, SOP, Manual Book, Audio Book, Artikel, Video Learning merupakan bentuk2 dari yang dinamakan Explicit Knowledge. Tacit Knowledge berada dalam diri seorang manusia. Kalau orangnya pergi atau meninggal, maka hilang pula pengetahuan yang ada dalam diri manusia tersebut dan tidak dapat dipelajari kembali apabia Tacit Knowledge tersebut belum diubah bentuknya menjadi Explicit Knowledge.

Knowledge Management dan Pembangunan Peradaban.
Peradaban berkembang dan memberikan kualitas kehidupan yang lebih baik kepada umat manusia apabila KM sebagai alat utama diciptakan dan dikembangkan terus menerus. Ingat kasus Xerox pada bagian awal tulisan ini? Kalau penemuan Xerox yang luarbiasa tersebut hanya berhenti di laboratorium tidak akan ada gunannya. Penemuan harus dikembangkan terus menerus secara terbuka agar bermanfaat bagi banya manusia dan penemuan itu sendiri?
Bagaimana membangun KM? Seperti yang sudah dipaparkan bahwa proses Knowledge Creation (KC) adalah proses yang terjadi karena dilakukannya transfer pengetahuan dari, ke dan antar dua dimensi pengetahuan yaitu Tacit dan Explicit.
Proses transfer dari Tacit ke Tacit dinamakan Socialization. Proses transfer dari Explicit ke Explicit dinamakan Combination. Proses transfer dari Explicit ke Tacit dinamakan Internalization dan proses dari Tacit ke Explicit dinamakan Externalization.
Anda sedang bergaul, bersosialiasi, dicoaching, minta coaching, mengajar dlsb., merupakan contoh yang dinamakan Socialization. Menulis buku, artikel dan membuat SOP merupakan contoh dari Externalization. Membaca buku, mempelajari peraturan merupakan contoh dari Internalization.
Dalam Lukas 10: 38-42 diceritakan kakak dan adik, Maria dan Marta. Marta sibuk melayani ini dan itu sedangkan Maria duduk dikaki Yesus dan belajar. Saat Yesus berkata “Maria telah memilih bagian yang terbaik” salah satu proses KC dilakukan oleh Maria terjadi dengan luarbiasa yaitu Socialization. Maria menyerap kebijakan Yesus dengan cara duduk bersimpuh dan belajar dengan langsung mendengar dan menyerapnya dari sumbernya.

Knowledge Management Dalam Tataran Pribadi
Bagaimana memanfaatkan alat KM dalam level pribadi? Sama dengan yang dilakukan pada level organisasi dan negara, Individu yang hendak membangun “peradaban” pribadi selayaknya untuk melakukan proses KC seintensif dan sesering mungkin. Sering-sering bergaul dan berorganisasi, mengajar, memberikan bimbingan (Socialization), banyak2 menulis ide dan opini (Externalization), membaca buku (Internalization) dan gabungan dari proses2 tersebut (Combination). Btw, untuk urusan membaca (Internalization) saya titip pertanyaan: kapan terakhir Anda membaca buku? Seminggu lalu, sebulan lalu?, setahun lalu? Atau jangan-jangan sedekade lalu saat Anda kuliah. Proses KC yang efisien menurut saya  adalah membaca, paling tidak satu buku satu bulan.
Untuk dapat mengoperasionalisasikan KC saya tambahkan dengan kebijakan yang diambil dari ranah negeri tercinta, konsep 3N, Niteni, Niroke dan Nambahi. Bahasa Indonesianya ATM, Amati Tiru dan Modifikasi. Amati hal2 yang telah baik dan bagus disekeliling Anda, Tiru hal tersebut supaya terjadi internalisasi dan kemudian perbaiki dan lakukan modifikasi supaya menjadi lebih baik.

Selamat Membangun Peradaban.

Jakarta, Medio April 2014

Eko Jatmiko Utomo
Konsultan & Praktisi HR dan Leadership Development
Candidate Doctor (S3) UI jurusan Strategic Management
Mantan Aktivis GKI MY